Selamat Hari Anak Nasional!!! Memilih Mainan Yang Tepat Salah Satu Cara Memaknainya
Anak adalah aset berharga bagi bangsa dan akan menjadi penerus serta pelopor agar Indonesia semakin maju. Hari anak nasional diperingati setiap 23 juli sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 juli 1984. Anak harus diberikan segala hal yang baik mulai dari pangan hingga mainan yang aman. Hal terpenting mainan yang diberikan kepada anak adalaha harus sudah ber-SNI yang artinya aman untuk dipakai. Namun ada hal yang tak kalah penting juga, mainan yang sesuai dengan usianya.
Dilansir dari website sehatq, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, fase perkembangan penting dalam usia anak perlu dijadikan pertimbangan saat memilih mainan anak. Rangkaian fase tersebut dimulai dari saat bayi baru lahir, hingga masuk sekolah.
- Usia 0-6 bulan
Di fase ini, fungsi pendengaran dan penglihatan bayi mulai berkembang. Bayi mulai suka mengikuti gerak benda, berpaling saat mendengar suara, menggenggam serta meraih mainan. Mainan yang cocok adalah yang berwarna mencolok dan berbunyi, untuk merangsang perkembangan mata dan telinganya.
- Usia 7-12 bulan
Kemampuan motorik kasar bayi mulai berkembang. Bayi senang berguling, duduk, merangkak, dan berdiri. Bayi juga memahami panggilan namanya. Mainan yang dapat diberikan di kelompok usia ini adalah boneka, mobil-mobilan, bola, dan kubus.
- Usia 1-2 tahun
Di usia ini, anak biasanya sudah aktif berjalan, bahkan belajar naik tangga. Bayi juga mulai mengucapkan kata dan bermain dengan anak lain. Di fase ini, orangtua dapat memberikan buku cerita bergambar, musik dan lagu, alat gambar seperti krayon dan pensil warna. Permainan berpura-pura seperti boneka bayi dan stroller mini, mobil-mobilan, maupun telepon-teleponan, juga baik untuk perkembangan kemampuannya.
- Usia 2 tahun
Di umur ini, kemampuan bahasa anak sudah berkembang, dengan merangkai dua kata dan menyampaikan keinginan sederhana. Secara fisik, anak jadi lebih aktif, dengan senang melompat, memanjat, dan bergelantungan. Perkembangan kemampuan motorik halusnya dapat ditunjang dengan permainan keterampilan seperti puzzle, Lego, dan berbagai permainan pura-pura yang lebih kompleks.
- Usia 3-6 tahun
Di fase ini, otak anak dipenuhi pertanyaan. Mereka mulai bermain dengan anak lain dan memahami menang-kalah. Permainan puzzle, kubus, balok-balok yang bisa disusun, dapat meningkatkan kemampuan keterampilannya. Setelah mengetahui angka, anak juga bisa belajar memainkan ular tangga atau halma, untuk memperkenalkan konsep aturan dalam permainan. Aktivitas di luar ruangan, seperti bersepeda atau sepak bola, baik untuk merangsang pertumbuhan fisiknya.
- Usia sekolah
Permainan yang cocok untuk anak-anak usia sekolah adalah yang meningkatkan kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas. Di fase ini, anak bisa diperkenalkan pada permainan yang lebih kompleks, seperti monopoli, scrabble, dan catur. Sepeda roda dua dan skateboard bisa menjadi alternatif untuk aktivitas luar ruangan mereka di samping permainan tradisional seperti layangan, ular naga, dan lompat tali. Perlu diingat, orangtua perlu membatasi interaksi anak dengan gadget di kelompok usia apa pun.