SNI Pasar Rakyat
Untuk Pengurusan SNI Pasar Rakyat Silahkan Klik Di Sini, Kami LSPro IGS dapat membantu anda dalam pengurusan SNI Pasar Rakyat, jangan Ragu untuk konsultasikan kepada kami
PERSYARATAN SNI 8152:2021 PASAR RAKYAT
PERSYARATAN UMUM
PERSYARATAN TEKNIS
- Ruang Dagang
- Aksesibilitas dan Zonasi
- Pos Ukur Ulang & Sidang
Tera - Fasilitas Umum
- Elemen Bangunan
- Keselamatan dalam
Bangunan - Pencahayaan
- Sirkulasi Udara
- Drainase
- Ketersediaan Air Bersih
- Pengelolaan Air Limbah
- Pengelolaan Sampah
- Sarana Teknologi
Informasi dan Komunikasi - Digitalisasi pasar rakyat
PERSYARATAN PENGELOLAAN
- Tugas Pokok dan Fungsi Pengelola Pasar
- Prosedur Kerja Pengelola Pasar (4 Kelompok SOP)
- Struktur Pengelola Pasar
- Pemberdayaan Pedagang
Artikel —–
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menggagas inovasi dan kolaborasi dalam pengelolaan pasar pemerintah dan swasta. Hal ini ditujukan untuk mencapai target tahun 2023 bahwa seluruh pasar di provinsi Jabar ber-SNI. Guna mencapai target tersebut, pemerintah provinsi Jabar membuat event yang bernama Festival Pasar Rakyat Jabar berupa pameran pasar-pasar yang berada di kabupaten atau kota di Jabar. Sedianya, Pasar Rakyat Juara tergabung dalam event Indag Berkibar yakni kolaborasi dari tiga, Dinas Industri dan Perdagangan Jawa Barat (Indag Jabar) yang terdiri dari Festival Pasar Rakyat Juara, Otofest, dan Pilot Project Pusat Distribusi Provinsi (P3DP) di halaman Gedung Sate, Sabtu-Minggu (23-24/11/2019). Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat M. Arifin Soedjayana menyampaikan, Pasar Rakyat Juara ini berupa sosialisasi kesiapan Kota/Kabupaten menghadirkan pasar-pasar yang berkualitas baik secara fisik maupun pengelolanya. Tujuannya apa lagi selain untuk membuat para himpunan pedagang mampu berinovasi dengan kreatif digital, tata kelola lebih profesional, berdaya saing, dan mengembangkan unggulan lokal. “Festival Pasar Rakyat ini diikuti oleh pasar-pasar dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat, yang juga kemarin ikut nominasi dalam rangka lomba pasar. Kami bekerja sama dengan SBM ITB untuk mengubah mindset para pengelola, para pedagang hingga himpunan pedagang bagaimana meningkatkan pemahaman untuk mengembangkan pasar dari sisi sosiokultur juga dari sisi infrastrukturnya. Infrastruktur melalui revitalisasi, sosiokultur melalui bimbingan teknis, kemudian pembinaan ke lapangan dilakukan oleh teman-teman di kabupaten kota, kami, dan dari SBM ITB,” ungkap Arifin di sela acara, di halaman Gedung Sate, Sabtu (23/11/2019). Arifin juga menjelaskan, Pasar Rakyat Juara ini adalah salah satu program untuk melakukan revitalisasi dan pembangunan sarana dan prasarana pasar rakyat di Jawa Barat agar sesuai dengan SNI. Program ini juga didukung dengan kegiatan pengembangan kapasitas sumber daya manusia agar pasar rakyat menjadi rumah ekonomi dan budaya kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Program Pasar Juara ini akan dilaksanakan di 27 Kabupaten dan Kota di Jabar. “Fasilitas yang mendorong ber-SNI tentu ada, kita fasilitasi, kan itu untuk ber-SNI itu ada sekitar Rp15 jutaan, tapi yang sulit itu komponennya tadi, karena ada sekitar 45-an, seperti harus ada wc, ada jalan, ac, tempat parkir, ada APAR, dan lainnya itu yang susah karena enggak gampang. Nah itu lah yang didorong melalui revitalisasi pasar. Tahun sekarang tujuh pasar (direvitalisasi), tahun depan 14 kalau enggak salah, tahun berikutnya nanti berapa,” katanya. Arifin juga menjelaskan, program ini merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan pasar di Jawa Barat menjadi Pasar Juara. Salah satunya adalah Kompetisi Pasar Juara, di mana setiap kota/kabupaten dapat mengirimkan perwakilan pasarnya untuk mengikuti kompetisi ini. “Konsep pasar juara ini infrastruktur dan sosiokulturnya diperbaiki lebih ke bagaimana para pengelola dan pedagang pasar mereka bisa membuat bahwa pasar itu dibutuhkan, dan untuk dinikmati bisa lebih nyaman saat orang berbelanja. Tidak becek, dan tidak semrawut, tapi juga bagaimana sosiokulturnya bisa tumbuh. Rasa memiliki dari pengelola dan dari pedagang supaya pasar ini memberikan pelayanan yang lebih baik dari para pembeli,” katanya. Karenanya Arifin berhadap, dengan program ini ada percepatan peningkatan kualitas dan popularitas pasar rakyat yang dicintai masyarakat Jawa Barat. Selain itu ada pengembangan keahlian bagi Pengelola sesuai dengan Standar nasional Indonesia (SNI). Termasuk melestarikan budaya jual beli bagi pedagang seiring dengan perkembangan jaman modern dalam pelayanan. “Makanya kumpulan pedagang yang ada kita coba dorong supaya mereka punya kemampuan itu, punya keberpihakan terhadap bagaimana mengurus bagaimana seperti yang Sarijadi lah. Pasarnya bagus tapi ditinggalkan pedagang ditinggalkan oleh pembeli, ditinggalkan oleh pengelola juga. Ini yang kita dorong. Untuk anggarannya menggunakan Bankeu (Bantuan Keuangan) tapi kita monitoring melalui DED dari kami supaya nanti keseragaman bantuan keuangan revitalisasi pasar sama bentuknya untuk di kabupaten kota,”lanjutnya. Karenanya, Arifin berharap Inovasi pasar tersebut mampu menggairahkan pengunjung yang hadir serta pasar yang hadir dapat memperkenalkan serta menjual produk khas yang berasal dari daerah mereka masing-masing. Karenanya target yang ingin diciptakan pun berupa pembangunan fisik pasar, pemberdayaan pedagang, dan peningkatan pengelolaan pasar hingga berkolaborasi bagi pelaku pasar menuju tata niaga yang terpadu. “Pasar percontohan tetap ada dua, yakni yang sudah ber-SNI yaitu di Kota Depok, satu, dan Kota Cirebon, satu. Itu yang menjadi benchmarking kita yang kemudian nanti pasar-pasar ini harus ber-SNI semua. Total dari 350-an pasar yang ada di kita (di Jawa Barat) dan yang baru ber-SNI baru dua. Makanya kita dorong setiap tahun minimal lima atau sepuluh ber-SNI tiap kabupaten/kota,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Pasar Rakyat Jawa Barat sekaligus Ketua Dekranasda Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil mengatakan, sedianya di pasar tradisional masyarakat bisa mendapatkan harga terbaik dengan adanya tawan-menawar. Bukan hanya itu, interaksi yang lebih bersifat pertemanan hingga kemanusiaan akan terbangun. Oleh karenanya Atalia menyadari, penting peran pemerintah untuk melakukan inovasi dan kreativitas supaya para pembeli mau datang dan membudayakan berbelanja di pasar tradisional. Atalia jugA mencontohkan, pemerintah bisa mengubah mindset pasar tradisional yang becek, tidak nyaman, bau, dengan melakukan revitalisasi, hingga pembekalan untuk menjaga kehadiran pasar tradisional di lingkungan masyarakat. “Jadi contoh terkait dengan pasar-pasar yang ada saat ini bagaimana pasar becek, kemudian tidak nyaman, bau, dan sebagainya banyak sampah akan perlahan-lahan kita revitalisasi kita berikan pembekalan, pengertian termasuk juga kekuatan paguyuban pasar itu jadi penting. Terpenting yang harus kita ketahui bersama bahwa pasar itu memang selalu ada di hati masyarakat,” lanjut Atalia. Karenanya, sebagai Duta Pasar Rakyat Jawa Barat, Atalia mengaku memiliki tugas untuk kembali memperkenalkan dan menggeliatkan kembali pasar-pasar yang ada di Jawa Barat khususnya supaya para pembeli mau datang kembali ke pasar tradisional. “Tentu tidak mudah tentu saja karena adanya benturan ecommerce dan pasar-pasar modern membuat banyak sekali orang yang tidak lagi datang ke pasar tradisional. Tugas saya adalah mengembalikan masyarakat untuk mau datang kembali. Caranya dengan pemerintah melakukan revitalisasi dan sosialisasi karena memang ada hal-hal tertentu yang tidak bisa kita dapatkan di pasar modern,” ujarnya. Senada, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengakui event Pasar Rakyat Juara membuktikan bahwa pasar rakyat di Jawa Barat menjadi salah satu cara membangkitkan lagi kreativitas pasar tradisional. Terlebih menurut sosok yang karib disapa Emil itu mengaku, Pasar Rakyat Juara ini mengusung konsep baru yakni pasar sebagai pusat keramaian. Karenanya, kata Emil, pasar tradisional sebagai pusat keramaian ini bakal dipenuhi kegiatan-kegiatan yang sifatnya kebudayaan, kesenian, edukasi, literasi, sehingga orang-orang yang datang ke pasar tradisional itu enggan buru-buru pergi dan lebih ingin menikmati fasilitas-fasilitasnya untuk urusan jual beli. Oleh sebab itu, Emil menyampaikan, perbaikan fisik pun terus digenjotkan. Bahkan tujuh pasar di Provinsi Jawa Barat tahun ini tengah dalam proses revitalisasi untuk dijadikan pasar bersih dan higienis. Diketahui, ketujuh pasar tersebut terdiri atas Pasar Cisarua Kabupaten Bogor, Pasar Sukaraja Kabupaten Sukabumi, Pasar Baleendah Kabupaten Bandung, Pasar Manis Ciamis, Pasar Langensari Banjar, Pasar Karangampel Indramayu, dan Pasar Daerah Indramayu. “Tahun ini tujuh pasar sudah proses, tahun depan 14, sampai nanti di akhir jabatan ratusan pasar bisa terselesaikan. Kemudian kita pilih mereka-mereka yang bagus berkomitmen, hadiahnya dikirim ke Jepang untuk studi banding hadiahnya ada mobil juga yang kita berikan sehingga suatu hari pasar rakyat bisa menjadi juara, orang tidak harus ke mal khususnya untuk kelompok menengah atas,” kata Emil. Emil juga menambahkan, upaya revitalisasi tersebut dilakukan guna mengembalikan perilaku masyarakat kembali ke pasar tradisional seperti dulu. Bukan hanya itu, Emil juga berharap upaya ini bisa membantu distribusi pasar tradisional. “Dengan begini juga kita harapkan inflasi menurun, tadi ada penghargaan bagi pasar-pasar yang bisa membantu distribusii dan inflasi dengan baik. Terakhir kerja sama dengan e-commerce dengan Tokopedia, dengan ribuan warga, dengan Blibli.com, Shopee, Bukalapak, dan lainnya. Intinya pedagang diberi dua pilihan,” ujarnya.
———
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Mendorong Pasar Tradisional Naik Kelas, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/11/23/70957/mendorong-pasar-tradisional-naik-kelas
Penulis: Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Editor : Andres Fatubun