Industri Hijau Mengatasi Masalah Sampah
Industri Hijau Mengatasi Masalah Sampah – Industri yang mengutamakan praktik sustainability (keberlanjutan) ke depannya akan lebih bertahan dibanding dengan industri yang tidak menerapkan prinsip sustainable.
Hal itu karena untuk masa depan, prinsip menjaga keberlanjutan lingkungan menjadi hal utama. Mendorong penerapan industri hijau akan menjadi andalan pemerintah dalam mengurangi sampah di Indonesia.
Kepala Pusat Industri Hijau Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) R Hendro Martono menuturkan bahwa dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) pada 4 Mei lalu, Presiden Jokowi mengarahkan percepatan transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT).
“Presiden beri arahan untuk percepat pengembangan ekonomi hijau dan biru serta percepat penguatan green economy, green technoligy dan green product,”ucap Hendro dalam webinar terkait circural economy dan sampah di Jakarta, Senin (28/6).
Untuk memperkuat itu, Kemenperin memberi dukungan kebijakn dan infrastruktur serta pemberian fasilitas. Khusus untuk fasilitas di ataranya berupa peningkatan akses pendanaan untuk invesasi hijau, serta prioritas pengadaan barang untuk industri hijau.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Supriyanto berharap dengan semakin gencarnya dukungan pada investasi industri hijau bisa mengurangi ancaman sampah di RI.
Dia mengatakan pada 2020, ada 67,8 juta ton sampah di Indonesia. Dari situ komposisi sampah plastiknya sangatlah besar dan bahkan pada tahun 2050 diperkirakan akan meningkat dua kali lipat jika tak ada upaya menanggulangi sampah.
Dia mengatakan pemerintah sudah banyak menyiapkan aturan untuk menangani sampah dan lingkungan umumnya. Itu mulai dari Undang Undang hingga Permen dan Peraturan daerah (Perda)
“Bagi produsen peraturan lingkungan ini semestinya tidak menjadi halangan, sebab kunci bisnis masa depan ialah sustainabilty, suka atau ga suka, bisnis green ini akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi,”imbuhnya.
Agus juga menerangkan pada 2025 ditargetkan bisa mengurangi 30 persen sampah dan 70 persen penanganan sampah.
Arif Mujahidin, Corporate Communication Direktur Danon Indonesia mengatakan, perusahaannya sangat mengutamakan praktik keberlanjutan dalam operasionalnya. Hal ini juga bukan hanya dilakukan oleh Danon Indonesia tetapi di 140 negara yang menjadi tempat operasi danon.
Ia yakin bahwa kesehatan sangat bergantung pada kondisi lingkungan sekitar. “Kita juga luncurkan produk yang recylce (daur ulang) plastik kemasan 1,1 liter, 600 mililiter dan galon daur ulang. Kita semua harus bisa menjadi bagian dari pemecah masalah bukan pembuat masalah,” pungkas Arif.
sumber – koran-jakarta.com/industri-hijau-atasi-masalah-sampah