fbpx

Lebih dari Setengah Kebakaran di Jakarta Disebabkan Korsleting Listrik dan Perangkat Tak Bersertifikat SNI

0
non-sni-kebakaran

Kebakaran yang sering terjadi di Jakarta tidak hanya merugikan, tetapi juga menjadi masalah serius bagi keselamatan warga. Berdasarkan data terbaru, lebih dari setengah kebakaran di Jakarta pada tahun 2024 disebabkan oleh korsleting listrik. Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen kebakaran di ibu kota disebabkan oleh masalah kelistrikan.

Korsleting Listrik: Penyebab Dominan Kebakaran

Satriadi Gunawan menjelaskan bahwa korsleting listrik menjadi penyebab utama kebakaran yang sering melanda Jakarta. Dia menambahkan bahwa sekitar 70 persen kebakaran yang terjadi di Jakarta pada 2024 disebabkan oleh korsleting listrik. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh kelistrikan terhadap risiko kebakaran di kota besar ini.

Perangkat Non-SNI: Pemicu Kebakaran yang Sering Terabaikan

Salah satu faktor utama yang memicu kebakaran akibat korsleting listrik adalah penggunaan perangkat kelistrikan yang tidak memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). Banyak warga Jakarta yang tergiur harga murah perangkat elektronik atau peralatan listrik yang tidak berstandar SNI. Padahal, perangkat yang tidak memenuhi standar bisa meningkatkan risiko korsleting dan kebakaran.

“Karena tergiur barang murah dan tidak berstandar sesuai ketentuan, banyak yang akhirnya mengabaikan keselamatan dan memicu kebakaran,” ujar Satriadi.

Kebiasaan Sehari-hari yang Memperburuk Risiko Kebakaran

Selain penggunaan perangkat non-SNI, kebiasaan sehari-hari masyarakat juga memengaruhi tingginya risiko kebakaran. Satriadi menyebutkan bahwa banyak warga yang masih menumpuk steker pada satu colokan listrik, yang dapat meningkatkan beban dan menyebabkan korsleting.

“Selain itu, kelalaian seperti meninggalkan ponsel yang sedang di-charge hingga meledak, atau tidak memadamkan peralatan listrik saat tidak digunakan, dapat memicu kebakaran,” jelasnya.

Risiko dari Peralatan Rumah Tangga yang Terabaikan

Peralatan rumah tangga seperti kipas angin dan kompor gas juga berpotensi menyebabkan kebakaran. Satriadi menjelaskan bahwa kipas angin yang dibiarkan menyala dalam waktu lama bisa memanas dan menimbulkan percikan api. Sementara itu, kompor gas yang jarang dibersihkan bisa menyumbat aliran gas dan memicu ledakan.

Pentingnya Kesadaran dan Tindakan Preventif

Satriadi mengimbau warga Jakarta untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan perangkat listrik dan memastikan bahwa peralatan yang digunakan memenuhi standar SNI. Selain itu, setiap rumah tangga perlu memeriksa instalasi listrik secara rutin, tidak menumpuk steker pada satu colokan, serta mematikan perangkat listrik ketika tidak digunakan.

“Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat sangat penting untuk mencegah terjadinya kebakaran. Jangan menunggu sampai terjadi hal yang tidak diinginkan,” tambah Satriadi.

Sumber

https://poskota.co.id/index.php/2024/12/02/separuh-lebih-kebakaran-di-jakarta-disebabkan-korsleting-listrik-termasuk-penggunaan-perangkat-non-sni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp chat
× Live Chat, Here